KOLONIALISME
DAN IMPREALISME
Tugas : Sejarah Indonesia
Nama
kelompok :
KATA PENGANTAR
Puji syukur
saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Tentang
‘IPERIALISME
DAN KOLONIALISME BARAT SERTA GERAKAN PERLAWANAN TERHADAP
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME DI ASIA
Makalah ini diajukan Sebagai salah satu tugas mata pelajaran sejarah.Tidak lupa penulis ucapkan kepada guru mata pelajaran dan teman-teman yang telahmemberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, olehsebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semogasengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.
Makalah ini diajukan Sebagai salah satu tugas mata pelajaran sejarah.Tidak lupa penulis ucapkan kepada guru mata pelajaran dan teman-teman yang telahmemberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, olehsebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semogasengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.
DAFTAR ISI
HALAMAN
1.
Pengertian kolonialisme 3
2.
Kolonialisme dan imprealisme bangsa
barat 4
·
Spanyol
·
Portugis
·
Belanda
·
Inggris
3.
Pengaruh kolonialisme dan imprealisme 7
4.
Reaksi rakyat indonesia 10
5.
Gerakan sosoial 14
6.
Penyebaran agama kristen 14
7.
Penyebaran agama islam 15
kolonialisme-imperialisme
Pengertian
Kolonialisme
Kolonialisme
adalah suatu usaha untuk melakukan system permukiman warga dari suatu Negara
diluar wilayah Negara induknya atau Negara asalnya.
Pengertian Imperialisme
Imperialisme
adalah usaha memperluas wilayah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan
imperium atau kekaisaran.
Dibidang Ilmu Pengetahuan
Kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya teori heliosentris (tata
surya) oleh Nicolaus Copernicus, seorang ahli ilmu pasti dan astronomi dari
Polandia. Muncul pada tahun 1543 menjelaskan bahwa matahari sebagai pusat dari
seluruh benda-benda antariksa dan bentuk bumi seperti bola. Pengalaman Marco
Polo dari Venesia (Italia).
Di Bidang Sosial Ekonomi
1. Bangsa
Portugis dan Spanyol
Bangsa Spanyol mulai menjelajahi samudera kea rah Timur pada
abad 15-16.
- Vasco da Gama (1497-1498)
- Bartholomeus Diaz (1486)
- Pedro Alvares Cabrel (1500)
- Alfonso d’Albuquerque (1505)
- Franciscus Xaverius (1550)
- Cristophorus Columbus(1492)
- Magellan – del Cano (1519)
- Ferdinand Cortez (1519)
- Francisco
Pizarro (1522-1532)
2. Bangsa
Inggris
Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I, sekitar tahun 1607,
telah terjadi perpindahan penduduk secara besar-besaran dari Inggris ke Amerika
Utara. Pelaut Inggris yang terkenal adalah Sir Francis Drake (1577-1580)
3. Bangsa
Belanda
Pelaut Belanda, yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman,
mengikuti jejak pelaut Eropa lainnya dalam menelusuri daerah-daerah
sepanjang pantai barat Afrika dan Asia Selatan, serta berhasil mendarat di
pelabuhan Banten pada tahun 1596. Berdirinya VOC pada tahun 1602.
4. Bangsa
Perancis
Beberapa alasan penjelajahan samudera yang dilakukan oleh
bangsa adalah sebagai berikut.
a. Mencari daerah penghasil rempah-rempah secara
langsung.
b. Mencari harta, serta mencari emas dan perak (gold).
c. Menyebarkan agama Nasrani (gospel).
d. Mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan.
Kolonialisme
dan Imperialisme Barat di Indonesia
Bentuk praktik Kolonialisme
dan Imperialisme seperti menguasai perdagangan secara tunggal (monopoli) dan
merampas atau menjelajah suatu negeri.
1.
Bangsa
Portugis Menjajah Indonesia
Pada tahun 1512, bangsa
Portugis yang dipimpin oleh Fransisco Serrao mulai berlayar menuju Kepulauan
Maluku. Bahkan pada tahun 1521, Antonio de Brito diberi kesempatan untuk
mendirikan kantor dagang dan beneng Santo Paolo di Ternate sebagai tempat
berlindung dari serangan musuh. Orang-orang Portugis yang semula dianggap
sebagai sahabat rakyat ternate berubah menjadi pemeras dan musuh.
2.
Bangsa Spanyol
Menjelajah Indonesia
Pelaut Spanyol berhasil
mencapai Kepulauan Maluku pada tahun 1521 setelah terlebih dahulu singgah di
Filipina disambut baik oleh rakyat Tidore. Bangsa Spanyol dimanfaatkan oleh rakyat
Tidore untuk bersekutu dalam melawan rakyat Ternate. Maka pada tahun 1534,
diterbitkan perjanjian Saragosa (tahun 1534) yang isinya antara lain pernyataan
bahwa bangsa Spanyol memperoleh wilayah perdagangan di Filipina sedangkan
bangsa Portugis tetap berada di Kepulauan Maluku.
3.
Bangsa Belanda
Menjajah Indonesia
Proses penjajahan bangsa Belanda terhadap Indonesia memakan
waktu yang sangat lama, yaitu mulai dari tahun 1602 sampai tahun 1942.
Penjelajahan bangsa Belanda di Indonesia, diawali oleh berdirinya persekutuan
dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Campagnie (VOC).
a.
Masa VOC (Vereenigde
Oost Indische Compagnie)
Penjelajahan Belanda, Cornelisde
Houtman, mendarat kali pertama diIndonesia pada tahun 1596. Pada tahun 1598,
bangsa Belanda mendarat di Banten untuk kali kedua dan dipimpin oleh Jacob Van
Neck. Upaya Inggris untuk mengatasi persaingan dagang yang semakin kuat
diantara sesame pendatang dengan mendirikan dan menyaingi persekutuan dagang
Inggris di India dengan nama East India Company (EIC). Pada tahun 1619,
kedudukan VOC dipindahkan ke Batavia (sekarang Jakarta) dan diperintah oleh
Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen ditujukan untuk merebut daerah dan
memperkuat diri dalam persaingan dengan persekutuan dagang milik Inggris (EIC)
yang sedang konflik dengan Wijayakrama (penguasa Jayakarta) disebut sebagai
“zaman kompeni”. VOC memperoleh piagam (charter), secara umum, menyatakan bahwa
VOC diberikan hak monopoli dagang di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan. Pada
abad ke-18, VOC mengalami kemunduran dan tidak dapat melaksanakan tugas dari
pemerintah Belanda. Factor penyebab kemunduran VOC adalah sebagai berikut :
1)
Banyaknya jumlah pegawai VOC yang korupsi.
2)
Rendahnya kemampuan VOC dalam memantau monopoli perdagangan.
3)
Berlangsungnya perlawanan rakyat secara terus-menerus dari berbagai daerah di
Indonesia.
Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi dibubarkan dan
pemerintah Belanda (saat itu republic Bataaf) mencabut hak-hak VOC. Pada tahun
1806, terjadi perubahan politik di Eropa hingga republic Bataaf dibubarkan dan
berdirilah Kerajaan Belanda yang diperintah oleh Raja Louis Napoleon.
b.
Masa Deandels (1808-1811)
Belanda
pada saat itu, mengangkat Herman Willem Daendels (1808) sebagai gubernur
jenderal Hindia Belanda. Daendels dikenal sebagai penguasa yang disiplin dank
eras sehingga mendapatkan sebutan “Marsekal Besi” atau “jenderal Guntur”.
Langkah-langkah yang ditempuh Daendels
1)
Melakukan pembangunan fisik
(a)
Membangun pabrik senjata.
(b) Membangun
benteng pertahanan.
(c) Menarik
penduduk pribumi untuk menjadi tentara.
(d) Membangun
pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung Kulon.
(e)
Membangun jalan raya dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur) sepanjang
1.000 km, yang kemudian terkenal dengan sebutan “Jalan Raya Daendels”.
2)
Melakukan pembangunan ekonomi
(a)
Memungut pajak hasil bumi dari rakyat (contingenten).
(b) Menjual tanah
negara kepada pihak swasta asing.
(c)
Mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi (Preanger Stelsel).
(d) Mewajibkan
rakyat pribumi untuk menjual hasil panennya kepada Belanda dengan harga murah (verplichte
leverentie).
Akhirnya, pada tahun 1811, Herman Willem Daendels digantikan
oleh Gubernur Jenderal Janssens.
c.
Masa Janssens
Tugas
sebagai Gubernur Jenderal, Janssens ternyata tidak secakap Daendels (baik dalam
memerintah maupun dalam mempertahankan wilayah Indonesia). Janssens ternyata
tidak siap untuk mengimbangi kekuatan dan serangan Inggris, sehingga Janssens
menyerah pada 18 September 1811 dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian di
Tuntang (Salatiga).
4.
Bangsa Inggris Menjajah Indonesia (1811-1816)
Pemerintah Inggris mulai menguasai Indonesia sejak tahun 1811
pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles (TSR) sebagai Gubernur
Jenderal di Indonesia. Ketika TSR berkuasa sejak 17 September 1811, ia telah
menempuh beberapa langkah yang dipertimbangkan, baik di bidang ekonomi, social,
dan budaya. Penyerahan kembali wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris
dilaksanakan pada tahun 1816 dalam suatu penandatanganan perjanjian. Pemerintah
Inggris diwakili oleh John Fendall, sedangkan pihak dari Belanda diwakili oleh
Van Der Cappelen. Sejak tahun 1816, berakhirlah kekuasaan Inggris di Indonesia.
1.
Masa Sistem Tanam Paksa
Pemerintah Belanda untuk menutup kekosongan kas keuangan
negara, satu di antaranya adlah dengan menerapkan aturan tanam Paksa
(Cultuurstelsel). Tanam paksa berasal dari bahasa Belanda yaitu Cultuurstelsel
(system penanaman atau aturan tanam paksa). Aturan tanam paksa di Indonesia
adalah Johannes Van Den Bosch
a. Isi Aturan Tanam Paksa
1) Tuntutan kepada
setiap rakyat Indonesia agar menyediakan tanah pertanian untuk cultuurstelsel tidak melebihi 20% atau
seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis tanaman perdagangan.
2) Pembebasan tanah
yang disediakan untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya
dianggap sebagai pembayaran pajak.
3) Rakyat yang tidak
memiliki tanah pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan milik
pemerintah Belanda atau dipabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari atau
seperlima tahun.
4) Waktu untuk
mengerjakan tanaman pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga)
bulan
5) Kelebihan hasil
produksi pertanian dari ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat
6) Kerusakan atau
kerugian sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani seperti
bencana alam dan terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda
7) Penyerahan teknik
pelaksanaan aturan tanam paksa kepada kepala desa
b. Pelaksanaan Aturan Tanam Paksa
Tanam paksa sudah dimulai
pada tahun 1830 dan mencapai puncak perkembangannya hingga tahun 1850
Pada tahun 1860, menanam lada
dihapuskan. Pada tahun 1865 dihapuskan untuk menanam nila dan the. Tahun 1870,
hampir semua jenis tanaman yang ditanam untuk tanam paksa dihapuskan, kecuali
tanaman kopi. Pada tahun 1917, tanaman kopi yang diwajibkan didaerah
Prianganjuga dihapuskan.
c. Dampak Aturan Tanam Paksa
d. Reaksi terhadap Pelaksanaan Aturan Tanam Paksa
Antara tahun 1850-1860,
terjadi perdebatan. Kelompok yang menyetujui terdiri dari pegawai-pegawai
pemerintah dan pemegang saham perusahaan Netherlandsche handel maatsschappij (NHM). Pihak yang menentang terdiri atas kelompok dari kalangan
agama dan rohaniawan
Pada tahun 1870, perekonomian
Hindia Belanda (Indonesia) mulai memasuki zaman liberal hingga tahun 1900.
2. Masa
Liberalisme
Politik Pintu Terbuka di Indonesia
berlangsung antara tahun 1870 hingga tahun 1900, periode ini disebut sebagai
zaman berpaham kebebasan (liberalisme). Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan
peraturan seperti Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) dan
Undang-undang Gula (Suiker Wet)
a.
Undang-undang Agararia (Agrarische Wet)
Undang Agraria berisi
pernyataan bahwa semua tanah yang terdapat di Indonesia adalah milik pemerintah
Hindia Belanda
b.
Undang-Undang Gula (Suiker wet)
Undang-undang gula berisi
pernyataan bahwa hasil tanaman tebu tidak boleh diangkut ke luar wilayah
Indonesiadan hasil panen tanaman tebu harus di proses di pabrik-pabrik gula
dalam negeri
Pada akhir abad ke-19, ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia semakin maju, termasuk kemajuan dibidang
kesehatan.
Pengaruh
Kolonialisme dan Imperialisme Barat diBerbagai Daerah di Indonesia.
Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia
sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka
dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtmen pada tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan berdagang.
1.
Perlawanan Rakyat terhadap Portugis
Kedatangan bangsa Portugis ke
Semenanjung Malaka dank e Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya
untuk berdagang.
a.
Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis
Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuqauerque menyerang Kerajaan Malaka.
Untuk menyerang colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513
mengalami kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat. Pada
tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Falatehan dapat menguasai
Banten,Suda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh
Falatehan dan ia kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (Jakarta)
b.
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis
Mulai tahun 1554 hingga tahun
1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras
dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah
menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1629.
c.
Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis
Bangsa Portugis kali pertama
mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun
1513. Akan tetapi, Tertnate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya
dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.
Pada tahun 1533, Sultan
Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di
Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan
Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun
dapat diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis
diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor
2. Perlawanan
Rakyat terhadap Belanda (VOC)
Persekutuan dagang Hindia
Timur milik pemerintah Belanda di Indonesia adalah Vereenigde oost Indische Compagnie (VOC) yang berdiri tahun 1602.
1) Perlawanan Rakyat Mataram
Pertama Dilakukan pada bulan
Agustus 1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.
2) Perlawanan Rakyat Mataram Ke dua
Dilaksanakan
tahun 1629 dan dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Pasukan Mataram
tetap menyerbu Batavia dan berhasil menghancurkan benteng Hollandia,
dilanjutkan ke benteng Bommel tetapi belum berhasil.
3) Perlawanan Trunojoyo
Sultan Agung Hanyakrakusuma
wafat pada tahun 1645, kedudukannya digantikan oleh putranya yang bergelar
Susuhunan Amangkurat I. tahun 1674 meletuslah pemberontakan rakyat yang
dipimpin oleh Trunojoyo, putra Bupati Madura. Trunojoyo mendapat dukungan dari
para pengungsi Makassar yang dipimpin Karaeng Galesong dan Montemarano
mengakibatkan Amangkurat I terdesak dan melarikan diri untuk meminta bantuan
kepada Belanda. Meninggal dunia di Tegalwangi (dekat kota Tegal). 1677, putra
mahkota naik tahta sebagai raja Mataram dengan gelar Amangkurat II. Perjanjian
kepada Belanda berupa Bandar di Semarang, hak perdagangan yang luas, seluruh
daerah di Jawa Barat, disebelah selatan Batavia, dan pembayaran semua ongkos
perang dengan jaminan beberapa Bandar di pantai utara pulau Jawa. Setelah
Trunojoyo tertangkap dan dijatuhi hukum mati (tahun 1679), Kerajaan Mataram
selalu mendapat pengaruh dari pemerintah Hindia Belanda.
4) Perlawanan Untung Suropati
Untung Suropati adalah putra
Bali yang menjadi prajurit kompeni di Batavia antara tahun 1686 sampai 1706,
Untung Suropati dan kawan-kawannya menyingkir ke Mataram dan bekerja sama
dengan Sunan Mas atau Amangkurat III untuk melakukan perlawanan terhadap
Kompeni Belanda (VOC) dan dinobatkan menjadi Adipati dengan gelar Aria
Wiranegara. Kekuasaan Untung Suropati meliputi Blambangan, Pasuruan,
Probolinggo, Bangil, Malang, dan Kediri. 1705, Kompeni Belanda secara sepihak
mengangkat pangeran Puger sebagai Sunan Pakubuwana I untuk menggantikan
Amangkurat III atau Sunan Mas bergabung dengan Untung Suropati. 1706, wilayah
pertahanan Untung Suropati diserbu oleh Kompeni Belanda. Untung Suropati gugur
di Bangil dan Amangkurat III atau Sunan Mas tertangkap, diasingkan ke Sri
Langka.
5) Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said
Tahun 1749, Pangeran
Mangkubumi (adik dari Pakubuwana II) bekerjasama dengan Mas Said (Pangeran
Samber Nyawa) melakukan perlawanan terhadap pakubuwana II dan VOC. 1749,
Pangeran Mangkubumi meninggalkan istana dan membentuk pasukan untuk melakukan
perlawanan terhadap Pakubuwana II dan Kompeni Belanda (VOC), mengalahkan
pasukan kompeni. Pada tahun 1751, pasukan kompeni yang dipimpin Mayor De Clerx,
dapat dihancurkan. Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said diakhiri dengan
Perjanjian Giyanti (tahun 1755) dan Perjanjian Salatiga (tahun 1757).
b.
Perlawanan Rakyat Banten
Perlawanan rakyat Banten
dibangkitkan oleh Abdul Fatah (Sultan Ageng Tirtayasa) dan putranya Pangeran
Purbaya. Tahun 1659, perlawanan rakyat Banten mengalami kegagalan. 1683, VOC
menerapkan politik domba (devide et impera) antara Sultan Ageng
Tirtayasa dengan putranya yang bernama Sulatan Haji. Sultan Haji yang dibantu
oleh VOC dapat mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa menghasilkan kompensasi.
1750, terjadi perlawanan rakyat banten terhadap Sultan Haji.
c.
Perlawanan Rakyat Makassar
Perlawanan terhadap
kolonialisme Belanda dilakukan oleh Kerajaan Gowa dan Tallo, yang kemudian
bergabung menjadi Kerajaan Makassar. Kerajaan Makassar, mencapai puncak
kejayaannya pada masa pemerintah Sultan Hasanuddin tahun 1654-1669. Abad ke-17
Makassar menjadi pesaing berat bagi Kompeni VOC pelayaran dan perdagangan di
wilayah Indonesia Timur. Setelah mendapatkan berdagang, VOC mulai menunjukkan
perilaku dan niat utamanya, yaitu mulai mengajukan tuntutan kepada Sultan
Hasanuddin. Pertempuran antara rakyat Makassar dengan VOC terjadi. Pertempuran
pertama terjadi pada tahun 1633. Pada tahun 1654 diawali dengan perilaku VOC
yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang akan masuk maupun keluar
Pelabuhan Makassar mengalami kegagalan. Pertempuran ketiga terjadi tahun
1666-1667, pasukan kompeni dibantu olehpasukan Raja Bone (Aru
Palaka) dan pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Angakatan laut VOC,
yang dipimpin oleh Spleeman. Pasukan Aru Palaka mendarat din Bonthain dan berhasil mendorog
suku Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin. Penyerbuan
ke Makassar dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin terdesak dan
dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun
1667.
Factor penyebab kegagalan
rakyat Makassar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda terhadap Sultan
Hasanudin dengan Aru Palaka. Membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap
melakukan perlawanan terhadap VOC.
d. Perlawanan rakyat Maluku
1) Perlawanan di Ternate
Pertama pada tahun 1635 yang
dipimpin oleh Kakiali. 1646 kembali terjadi perlawanan
rakyat Ternate terhadap VOC, yang dipimpin oleh Telukabesi. Pada tahun 1650, rakyat Ternate
yang dipimpin oleh Saidi mengalami kegagalan.
2) Perlawanan di Tidore
Tidore dipimpin oleh Kaicil
Nuku atau Sultan Nuku. Perlawanan fisik dan perundingan berhasil mengusir Belanda,
mengusir Kolonial Inggris dari Tidore.
3) Perlawanan oleh Patimura
Bulan Mei 1817, meletus
perlawanan rakyat Maluku di Saparua yang dipimpin oleh Thomas
Mattulessy atau Kapitan Pattimura. Benteng kompeni Duurstede di Saparua diserbu dan
direbut rakyat Maluku. Meluas hingga ke Ambon dan ke pulau–pulau sekitarnya,
dikuasai oleh Kapitan Pattimura, Anthony Rybok, Paulus-paulus Tiahahu, Martha
Christina Tiahahu, Latumahina, Said Perintah dan Thomas Pattiwael, kewalahan
perlawanan rakyat Pattimura pada tahun 1817 mendantangkan pasukan Kompeni dari
Ambon yang dipimpin oleh kapten Lisnet.
Oktober 1817, menyerang
rakyat Maluku secara besar-besaran, menangkap Kapitan Pattimura (tahun 1817)
dihukum mati pada tanggal 16 Desember 1817.
Reaksi-reaksi
Rakyat Indonesia Terhadap Kolonialisme
Belanda dalam
Bentuk Perang Besar
a.
Perang Padri (1821-1837)
Terjadi di Sumatera Barat atau
di tanah Minangkabau. Perselisihan antara kaum Padri dengan kaum Adat yang
kemudian mengundang campur tangan pihak Belanda.
Perang Padri pertama (tahun
1821-1825) dan perang Padri kedua (tahun 1830-1837)
1) Perang Padri Pertama
Di kota Lawas, berkembang ke daerah lainnya seperti Alahan
Panjang. Kaum Padri dipimpi oleh Datok Bandaro bertempur melawan kaum Adat yang dipimpin oleh Datuk Jati.Setelah Datuk Bandaro meninggal dunia, pucuk pimpinan
dipegang oleh Malim Basa (Tuanku Imam Bonjol) dan dibantu oleh Tuanku Pasaman, Tuanku Nan Renceh, Tuanku Nan
Cerdik, dan Tuanku Nan Gapuk. Tahun 1821, kaum Padri menyerbu pos Belanda di
semawang dan mengacaukan kedudukan Belanda di daerah Lintau. Belanda membangun
benteng nama Firt van der Capllen. Tahun 1822 didaerah Baso terjadi pertempuran antara Pasukan
Padri yang dipimpin oleh Tuanku Nan Renceh. 1823 terjadipertempuran lagi di
Bonio dan Agam. Belanda dapat merebut benteng pertahanan kaum Padri. 1825,
kedudukan Belanda mulai sulit karena harus berhadapan dengan kaum Padri dan
juga harus menghadapi pasukan Diponegoro.
November 1825, Belanda dan
Kaum Padri menandatangani perjanjian damai yang berisi tentang pengakuan
Belanda atas beberapa daerah sebagai wilayah kaum Padri dan untuk sementara
peperangan gelombang pertama berakhir.
2)
Perang Padri Gelombang ke Dua
1829, di daerah pariaman. 1830, kaum Adat mulai banyak
membantu kaum Padri dan kedua kaum tersebut menyadari bahwa perlunya kerja
sama. Perang antara rakyat Minangkabau melawan penjajah Belanda.
1831, penyerangan terhadap belanda di daerah Muarapalam.
1832, dipimpin oleh Tuanku Nan Cerdik dan Tuanku Imam Bonjol melakukan penyerangan pos
Belanda di Mangopo. 1833, terjadi pertempuran besar di daerah Agam. 1834 hingga
tahun 1835, pemerintah Belanda mulai mengepung benteng Bonjol. Tahun 1837,
pasukan Belanda melakukan penyerangan terhadap benteng Bonjol. Pada tanggal 25
Oktkober 1837, benteng pertahanan Kota Bonjol jatuh ke tangan Belanda. Imam
Bonjol diasingkan ke Cianjur, kemudian dipindahkan ke Minahasa hingga wafat
dann dimakamkan di Pineleng.
b.
Perang Diponegoro
Di lingkungan istana terdapat golongan yang memihak Belanda,
banyak juga yang menentang Kolonial Belanda, seperti Pangeran
Diponegoro (putra Sultan Hamengku Buwono III). Kecurigaan
yang berlebihan ini pada akhirnya menimbulkan permusuhan dan peperangan yang
disebut perang Diponegoro.
1)
Penyebab Umum Perang Diponegoro
a.
Semakin menderitanya rakyat akibat kerja rodi dan berbagai macam pajak
b.
Semakin sempitnya wilayah Kerajaan Mataram akibat dikuasai Belanda.
c.
Selalu ikut campurnya Belanda dalam urusan pemerintahan Kerajaan Mataram.
d.
Masuknya budaya barat ke dalam keraton yang bertentangan dengan ajaran agama.
e.
Kecewanya kaum bangsawan akan aturan Van der Capellen yang melarang usaha perkebunan swasta di wilayah Kerajaan Mataram.
f.
Munculnya pejabat Kerajaan Mataram yang membantu pihak Belanda demi keuntungan
pribadi.
2)
Penyebab Khusus Perang Diponegoro
Dipengaruhi oleh persoalan pribadi.
Terjadi pada tahun 1825, tindakan sewenang-wenang Belanda yang telah memasang
tonggak untuk membangun jalan raya yang melintasi makam leluhur Pangeran
Diponegoro tanpa izin. Perang antara Pangeran Diponegoro dengan Belanda dibantu
oleh Kasunanan Surakarta, Mangkunegaran, dan Kesultanan Yogyakarta.
Menggungakann strategi atau
siasat perang gerilya, pusat pertahanan yang selalu berpindah-pindah seperti di
Gua Selarong, Dekso, lereng Gunung Merapi, dan Bagelan(Purworejo). Terbukti
bahwa pada tahun 1825 sampai 1826, pasukan diponegoro memperoleh kemenangan
hingga dapat merebut daerah Pacitan, Purwodadi, dan Klaten.
Penggungaan sistem Benteng Stelsel oleh Belanda mempersulit
pergerakan pasukan Diponegoro dan hubungan komunikasi antar pasukan. Pada tahun
1828, Kiai Mojo bersedia untuk diajak berunding oleh pihak Belanda namun gagal
dan justru ia ditangkap dan diasingkan ke Minahasa sampai wafat pada tahun
1849. Jendral De Kock mengajak berundingSentot Alibasa Prawirodirjo, Tetapi selalu mengalami kegagalan. Pada tahun 1829, Sentot Alibasa
Prawirodirjo menyerah, ia dituduh memihak kaum Padri sehingga akhirnya ia
diasingkan ke Cianjur dan kemudian dipindahkan ke Bengkulu hingga wafat
pada tahun 1855.
Pangeran Mangkubumi menyerah
pada tahun 1829 dan putranya sendiri yang bernama Dipokusumo beserta patihnya
menyerah pula pada tahun 1830. Jendral de kock ditanggapi positif oleh Pangeran
Diponegoro dan disepakati bersama bahwa perundingan akan dilaksanakan pada
tanggal 28 Maret 1830 di kota Magelang. Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang
dan Batavia kemudian diasingkan lagi ke Manado. Ia kembali dipindahkan ke
Makassar hingga wafat pada tanggal 8 januari 1855
c. Perlawanan
rakyat Aceh (1873-1904)
Aceh merupakan salah satu kerajaan di Indonesia yang kuat dan
masih tetap bertahan hinga abad ke-19. berdasarkan Traktat London tahun 1824 bangsa Inggris dan
Belanda yang sudah pernah berkuasa di Indonesia harus saling sepakat untuk
menghormati keberadaan kerajaan Aceh.
Berdasarkan Perjanjian (Taktat) Sumatera tahun 1871 atau yang
lebih dikenal dengan Traktat London ke-3, pihak Inggris melepas tuntutannya terhadap
daerah Aceh. Kerajaan Aceh berusaha mencari bantuan ke Turki serta menghubungi
Kedutaan Italia dan Kedutaan Amerika Serikat di Singapura. Sementara bantuan dari
Turki belum datang, pada bulan Maret 1873, perangnya ke Kutaraja atau Banda
Aceh di bawah pimpinan Jendral Kohler, berusaha merebut dan menduduki ibu kota dan Istana Kerajaan Aceh.
Kerajaan Aceh berhasil, tetapi dalam pertempuran tersebut Jendral Kohler tewas tertembak.
Mengawali terjadinya perang Aceh yang berkepanjangan mulai tahun 1873 sampai
1904. pasukan Belanda melaksanakan operasiKonsentrasi Stelsel sambil menggertak para pemimpin Aceh agar menyerah. Beberapa
pimpinan utama Aceh seperti Teuku Cik Di Tiro, Cut Nya’ Din, Panglima Polim,
dan Cut Meutia (bersama-sama dengan rakyat Aceh) untuk melancarkan serangan
umum.
Pada bulan Desember 1873, Belanda mengirim pasukan perang ke
Aceh dengan kekuatan 8.000 personil dibawah pimpinan Mayor
Jendral Van Swiesten. Akan tetapi upaya Belanda untuk
menawan Sultan Mahmud Syah belum berhasil karena Sultan beserta para pejabat kerajaan telah
menyingkir ke Luengbata. Setelah Sultan Mahmud Syah meninggal karena sakit, ia
digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Muhammad Daudsyah.
Setelah Teuku Cik
Di Tiro sebagai pemimpin utama Aceh Wafat. Pucuk
pimpinan dilanjutkan oleh Teuku Umar dan Panglima Polim. Pada tahun
1893, Teuku Umar beserta pasukannya memanfatkan kelengahan Belanda dengan
tujuan mendapatkan senjata. Disambut baik dan mendapat gelar Teuku Johan pahlawan. Pada tahun 1896, Teuku Umar
bergabung kembali dengan rakyat Aceh dengan membangun markas pertahanan
Meulaboh.
Peristiwa Teuku Umar yang
berhasil menyiasati Belanda dipandang sebagai kesalahan besar Deykerhoff sebagai gubernur militer. Digantikan oleh Jendral Van Heutsz. Belanda memeberi tugas kepada Dr. Snock Hurgronje untuk menyelidiki
perilaku masyarakat Aceh. Dr. Snock Hurgronje dalam menjalankan tugasnya menggunakan nama smaran, yaitu
Abdul gafar.
Untuk
mengalahkan Aceh, lebih cepat dan tepat, Belanda menggunakan Strategi sebagai
berikut :
1.
menghancurkan dan menangkap seluruh pemimpin dan ulama dari pusat
2.
membentuk pasukan gerak cepat (marschose marechausse)
3.
semua pemimpin dan ulama yang tertangkap harus menandatangani perjanjian
4.
setelah melakukan operasi militer, Belanda mengikuti kegiatan perdamaian
rehabilitasi (pasifikasi)
5.
bersikap lunak terhadap para bangsawan.
Atas usulan Dr. Snock
Hurgronje, pemerintah Belanda memberi tugas kepda Jendral militer Van Heutsz. Pada tahun 1899, pasukan gerak cepat pimpinanVan Heutsz, is gugur
pada tahun 1899. dilanjutkan oleh istrinya Cut Nya’ Din, tetapi kemudian
tertangkap dan diasingkan ke Sumedang hingga akhir hayatnya.
Belanda menyandera keluarga
raja dan keluarga Panglima Polim. Perlawanan Aceh berikutnya dilanjutkan oleh
Cut Meutia, tetapi perlawanan ini dapat dipadamkan dan pada tahun 1904 perang
Aceh dinyatakan berakhir.
d. Perlawanan rakyat
Bali
Keinginan Belanda untuk menguasai Bali dimualai sejak tahun
1841 dan seluruh raja di Bali dipaksa menandatangani perjanjian yang isinya
agar raja di Bali mengakui dan tunduk kepada pemerintah Belanda.
Keinginan Belanda untuk menguasai Bali selalu tidak berhasil
karena Bali masih bersifat konservatif (masih berlaku adat/ tradisi). Pada
tahun 1844, kapal Belanda terdampar di pantai Buileleng dan dikenakan hukum
tawan karang, yaitu selalu turut campur urusan kerajaan di Bali dengan
mengajukan tuntutan dengan isi sebagai berikut.
1)
Membebaskan Belanda dari hukum Tawan Karang.
2)
Kerajaan Bali mengakui pemerintahan Hindia Belanda.
3)
Kerajaan Bali melindungi perdagangan milik pemerintah Belanda.
4)
Semua raja di bali harus tunduk terhadap semua perintah colonial Belanda.
5)
Sehingga pada tahun 1846 Belanda menyerang wilayah Bali Utara dan memaksa Raja Buleleng untuk menandatangani perjanjian
perdamaian
6)
Benteng Kerajaan Buleleng agar dibongkar.
7)
Pasukan Belanda ditempatkan di Buleleng.
8)
Biaya perang harus ditanggung oleh Raja Buleleng.
Pada tahun 1848, raja-raja di
Bali tidak lagi mematuhi kehendak Belanda. Pos-pos pertahanan Belanda di Bali
diserbu dan semua senjata dirampas oleh gusti Jelantik. Pada tahun 1849,
pasukan belanda datang dari Batavia untuk menyerbu dan menguasai seluruh pantai
Buleleng dan menyerbu benteng Jagaraga. Sejak runtuhnya Kerajaan Buleleng,
perjuangan rakyat Bali mulai lemah. Meskipun demikian, Kerajaan Karangasem dan
Klungkung masih berusaha melakukan perlawanan terhadap Belanda.
d.
Perlawanan Rakyat Palembang (1819-1825)
Sultan Badaruddin dahulu pernah menjadi Sultan Palembang dan
kemudian diturunkan secara paksa oleh pemerintah Inggris ketika masih berkuasa
di Indonesia yaitu digantikan oleh Sultan Najamuddin. Tahun 1819 Sultan
Badaruddin selalu menghalangi setiap kapal Belanda yang memasuki sungai Musi.
Pada tahun 1821, Belanda dapat menguasai ibukota Palembang dan menangkap Sultan
Badaruddin. Sultan Badaruddin diasingkan ke Ternate. Perlawanan rakyat
Palembang sering terjadi pada tahun 1825.
e.
Perlawanan Rakyat Banjar (1859-1863)
Yang menjadi daya tarik
Belanda untuk menguasai Kalimantan Selatan yang saat itu diperintah oleh Sultan
Hidayat. Untuk menguasai Banjarmasin adalah dengan melakukan operasi militer
pada tahun 1859. Dalam pertempuran itu, Sultan Hidayat tertangkap oleh Belanda
dan diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat. Upaya Belanda untuk menguasai Banjamasin
mengalami kesulitan rakyat berupa untuk mempertahankan wilayahnya dan setiap
kapal Belanda yang memasuki pedalaman Banjarmasin (melalui Sungai Barito) akan
dibakar oleh rakyat setempat. Pada tahun 1863, pasukan Belanda melancarkan
serangan bertubi-tubi ke seluruh wilayah Banjarmasin, sehingga Pangeran Antasari gugur.
f.
Perlawanan Rakyat Tapanuli (1878-1907)
Sekitar tahun 1873, bangsa Belanda mulai memasuki daerah
Tapanuli Utara dengan alas an memadamkan aktivitas pejuang-pejuang Padri dan
para pemimpin dari Aceh. Pada tahun 1878, Belanda mulai melancarkan gerakan
militernya untuk menyerang daerah Tapanuli, sampai pada akhirnya meletuslah
Perang Tapanuli. Perang Tapanuli yang diawali dengan operasi militer yang
dilakukan oleh Jenderal Van Daalen di pedalaman Aceh tahun
1903-1904. Serdadu Belanda yang mulai berdatangan di daerah di Sumatera Utara
dibendung oleh rakyat Tapanuli yang dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII.
4. Gerakan
Sosial
a.
Gerakan Protes Petani
Beberapa contoh gerakan
protes yang terjadi di berbagai daerah,
1)
Pemberontakan di Ciomas, lereng Gunung Salak, Jawa Barat (tahun 1886) pimpinan
Arfan dan Muhammad Idris.
2)
Pemberontakan di Condet, Jakarta (tahun 1913) pimpinan Entong Gendut, Maliki,
dan Modern.
3)
Pemberontakan di Surabaya (tahun 11916) pimpinan Sadikin.
4)
Pemberontakan di Tangerang (tahun 1924) pimpinan Kaiin.
b. Gerakan
Ratu Adil
Ketika Kerajaan Kediri di Jawa Timur mengalami zaman kejayaan
(1135-1157), pada masa Raja Jayabaya terkenal dengan ramalan-ramalannya yang
dikumpulkan dalam suatu kitab berjudul Jongko Jangka Jayabaya. Gerakan ratu
adil ini terdapat di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
c. Gerakan
Keagamaan
Perilaku bangsa Eropa bertentangan dengan agama islam serta
kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar penduduk pribumi sebagai berikut.
1) Monopoli
perdagangan
2)
Perbudakan atau kerja rodi.
3)
Penjelajahan atau merampas negeri.
4) Praktik
aturan tanam dan penyimpangannya.
5)
Pemerasan atau penarikan pajak yang tidak sesuai dengan kemampuan rakyat.
6) Mabuk
karena minuman keras dan gaya hidup mewah di atas penderitaan orang lain.
5.
Penyebaran Agama Protestan dan Katolik Pada Masa Kolonial
Masuk dan berkembangnya agama
Katolik dan Protestan di Indonesia sudah mulai sejak abad ke-16. Penyebaran
agama dilakukan oleh para petugas yang disebut missie ataumisionaris, sedangkan penyebaran agama Kristen di
Indonesia banyak dilakukan para petugas gereja yang disebut zending.
a.
Misionaris Portugis di Indonesia
Salah satu tujuan yang dilakukan para penjelajahan samudera adalah
menyebarkan agama nasrani (gospel). Misionaris Portugis yang dikenal
adalah Pater Fransiscus Xaverius dan Matteo Ricci. Fransiscus Xaverius adalah
seorang misionaris yang mendarat di Maluku dan menyebarkan agama Katolik antara
bulan Juni 1546 sampai April 1547.
b. Zending
Belanda di Indonesia
Pada zaman Belanda, para petugas/penyebar agama Kristen (zending)
menyebarkan agama Protestan di Indonesia. Sebagai bentuk pengabdian social,
para zending membangun sekolah-sekolah
keagamaan dan menerjemahkan Injil ke dalam bahasa yang dipahami oleh masyarakat
setempat. Yang berjasa menyebarkan agama Protestan antara lain Ludwig ingwer
Nommensen, Sebastian Danckaarts, Andrian Hulseb, dan Hernius menyebarkan agama
Protestan di daerah Maluku, Sangir Talaud, Timor, Tapanuli, sebagian di Pulau
Jawa, serta di Tapanuli (Sumatera Utara) pada tahun 1861.
6. Penyebaran Agama
Islam Pada Masa Kolonial
Sejak Kerajaan Malaka dikuasai Portugis pada tahun 1511, para
pedagang Islam yang berasal dari Gujarat dan Persia mengubah haluan dari
jalur perdagangan yang semula melalui Selat Malaka berubah menjadi Selat Sunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar